Jumat, 03 April 2009

LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT "LEMBAGA PERAJUT BANGSA"

"Ikrar-Bersama Anak-Bangsa" ialah suatu kegiatan ikrar bersama anak bangsa dari berbagai suku dan budaya, beragam keyakinan dan agama, berbagai daerah dan kepulauan yang terentang dari Sabang sampai Merauke untuk meneruskan berbuat mewujudkan butir-butir Sumpah pemuda: bertanah-air satu, berbangsa satu, menjunjung bahasa persatuan, yaitu Indonesia, sebagai pemicu perajutan kembali jalinan kebangsaan dan penguatan persatuan serta kesatuan Indonesia.
"Ikrar-Bersama Anak-Bangsa" Merupakan wahana Etnis/suku bangsa, cikal bakal bangsa Indonesia saling berbagi rasa dan mengembangkan aspirasi bersama secara lebih demokratis, yang melapangkan ruang-gerak persatuan Indonesia sekaligus mempersempit ruang-gerak anasir dari dalam maupun luar perongrong persatuan dan kesatuan Indonesia, langkah awal bersama mewujudkan cita-cita bangsa kuat-berdaulat, cerdas-bermartabat sesuai pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, kemudian dengan penuh percaya diri melangkah kedepan sejajar dengan bangsa-bangsa lain.


Pelaksanaan "Ikrar-Bersama Anak-Bangsa" dilaksanakan dalam acara puncak peringatan 80 tahun Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 2008 bertempat di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, yang dihadiri oleh Bapak Presiden Republik Indonesia, Para Menteri Kabinet Gotong Royong, Para Gubernur dan Bupati, Para Duta Besar Negara sahabat, organisasi kepemudaan, pelajar, Badan Narkotika Nasional dan lain-lain.

Mengingat umat Islam sebagai komponen terbesar Bangsa Indonesia (mayoritas) maka sudah selayaknya mayoritas tersebut memberikan contoh dalam mengokohkan persatuan dan kesatuan, tidak membeda-bedakan etnis, golongan, bangsa, mazhab dan sebagainya.

Mudah-mudahan apabila umat Islam telah bersatu padu, tidak saling cela-mencela, tidak saling mencaci maki, tidak saling berprasangka, maka dapat memberikan kemasalahatan bagi kemajuan bangsa dan Negara Indonesia. Selanjutnya sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah bahwa kaum mayoritas (umat Islam) mengayomi dan memberikan toleransi kepada kaum yang minoritas yang menganut agama dan keyakinan yang berbeda seperti kaum Yahudi dan Nasrani, bahkan para penyembah api pun tetap dilindungi pada zaman Rasulullah, itulah sisi lain dari masyarakat madani, dimana kaum mayoritas tidak semena-mena kepada kaum minoritas.